Kebijakan-kebijakan yang digunakan sebagai dasar pembelajaran untuk implementasi Kurikulum Merdeka saat ini yaitu Permendikbudristek No.5 Tahun 2022, Permendikbudristek No.7 Tahun 2022, Permendikbudristek No.262/M/2022, Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022, Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022, dan Surat Edaran No. 0574/H.H3/SK.02.01/2023. Karakteristik Kurikulum Merdeka meliputi pengembangan soft skill dan karakter, fokus pada materi esensial, dan pembelajaran yang fleksibel. Terdapat 3 (tiga) pilihan implementasi kurikulum secara mandiri yaitu Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.
Implementasi Kurikulum Merdeka harus memperhatikan 5 (lima) prinsip yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Rancangan pembelajaran mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian siswa saat ini, sesuai kebutuhan belajar siswa, serta mencerminkan keberagaman karakteristik dan perkembangan siswa agar pembelajaran bermakna dan menyenangkan.
2. Rancangan dan pelaksanaan pembelajaran bertujuan membangun kapasitas pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran bertujuan untuk mendukung perkembangan kompetensi dan karakter siswa secara holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya siswa, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai partner.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Implementasi Kurikulum Merdeka juga mengaju pada beberapa rujukan yang tercantum dalam laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Terdapat 6 (enam) dukungan dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu Platform Merdeka Mengajar, Komunitas Belajar, Narasumber Berbagi Praktik Baik, Seri Webinar, Mitra Pembangunan, dan Pusat Layanan Bantuan.
Perbedaan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka adalah kurikulum 2013 fokus pada intrakurikuler atau tatap muka, sedangkan Kurikulum Merdeka menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari JP) dan kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kokurikuler kurikulum 2013 memperoleh alokasi beban belajar maksimal 50% di luar jam tatap muka namun tidak diwajibkan dan diserahkan pada kreativitas guru pengampu