Peneliti harus teliti dari sisi mana penelitian hendak diangkat sehingga dapat memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu menjadi seorang peneliti perlu memperhatikan banyak hal, misalnya permasalahan atau fenomena yang urgen dan sedang tren, indikator penelitian, pengujian intrumen agar data valid, dan sebagainya. Selain itu juga perlu diperhatikan tentang metode penelitian yang menyangkut jenis penelitian, pendekatan yang digunakan, jenis dan sumber data, apakah kualitatif atau kuantitatif sehingga dalam pengambilan data dapat menggunakan pendekatan yang tepat seperti jenis dan sumber data serta teknik pengambilan data. Pendekatan dalam penelitian juga mempengaruhi bagaimana analisis data dilakukan.
Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan untuk menggali secara detail suatu data dari beberapa informan ahli yang memahami penelitian yang diambil. Penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi yang didukung oleh dokumentasi. Hal ini perlu adanya panduan/pedoman wawancara untuk membatasi peneliti keluar dari batasan penelitian, kecuali pertanyaan-pertanyaan tersebut masih berhubungan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan pedoman wawancara tersebut, peneliti dapat mengambil data murni berdasarkan pedoman wawancara, bahkan peneliti juga bisa menanyakan berbagai hal yang tidak terdapat dalam pedoman wawancara selama masih berkaitan dengan penelitian yang diambil. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak data yang akan diambil sehingga peneliti dapat menganalisis secara lebih mendalam. Oleh karena itu terdapat pedoman wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data, jika peneliti telah mengetahui secara pasti tentang berbagai informasi yang akan diperoleh. Sehingga dalam melakukan wawancara terstruktur ini peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya juga telah disiapkan Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan setiap detail pertanyaan sebagai panduan wawancara, akan tetapi hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang hendak ditanyakan. Wawancara memiliki kelebihan yaitu mendapatkan data secara rinci dari setiap responden meskipun hanya beberapa orang yang dianggap memahami data yang peneliti maksud, seperti penelitian terhadap badan atau lembaga yang menjalankan program serta memberlakukan kebijakan, maka yang memahami hanya orang-orang tertentu yang merupakan stakeholder di dalamnya.
Penelitian kuantitatif pada umumnya menggunakan angket/kuesioner sebagai teknik dalam pengambilan data yang digunakan untuk mengetahui penelitian uji pengaruh atau korelasi variabel-variabel bebas dengan variabel terikatnya. Misalnya pengaruh harga, kualitas, dan promosi terhadap motivasi pembelian, atau penelitian mengenai hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Selain itu, juga untuk menganalisis berbagai masalah yang hendak disajikan secara kuantitatif seperti persentase, grafik, diagram, dan sebagainya.
Pendekatan kuantitatif hanya sebatas mengajukan pernyataan/pertanyaan dengan alternatif jawaban yang telah disediakan yang umumnya menggunakan skala Likert, misalnya Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju, bahkan hanya menyediakan 2 alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Hal ini menyebabkan jawaban kurang detail, kecuali jika peneliti menggunakan kuesioner terbuka, artinya selain mengisi jawaban alternatif yang telah disediakan, responden juga mengisi pertanyaan isian yang diajukan peneliti (yaitu pertanyaan/pernyataan angket dengan skala yang diberikan kepada responden dengan disertai pertanyaan dengan jawaban uraian). Dengan kuesioner terbuka maka peneliti mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam. Kelebihan dengan pendekatan ini adalah dapat digunakan untuk populasi yang sangat banyak, bahkan ratusan selama waktu, tenaga, dan biaya mendukungnya.