Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan salah satu uji prasyarat dalam uji regresi yang termasuk dalam Uji Asumsi Klasik. Tujuan dari uji ini untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan residual pada semua pengamatan dalam model regresi. Purnomo (2016) mendefinisikan heterokedastisitas sebagai varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi.

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan dari model regresi. Adanya gejala heteroskedastisitas menyebabkan penurunan efisiensi estimasi parameter sehingga keandalan uji statistik terganggu.
Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:
H0 : tidak ada gejala heteroskedastisitas
Ha : ada gejala heteroskedastisitas
H0 diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas
H0 diterima jika t hitung > t tabel atau – t hitung < – t tabel, yang berarti terdapat heteroskedastisitas
Beberapa cara dapat digunakan untuk menguji kriteria ini yaitu:
1. Pengujian dengan Uji White
2. Uji Glejser
Perhitungan dengan uji ini dapat dilakukan dengan program SPSS yang menampilkan nilai signifikansi. Dasar keputusan hasil uji ini yaitu:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Park
Identifikasi dengan uji park bertujuan mendeteksi ketidaksamaan varian galat (eror) pada model regresi linear. Perhitungan dapat menggunakan rumus maupun program SPSS. Interpretasi hasil perhitungan dapat dilakukan berdasarkan berikut:
a. Jika nilai signifikansi semua variabel independen > 0,05 maka model regresi tidak memiliki heteroskedastisitas.
b. Jika nilai signifikansi semua variabel independen < 0,05 maka model regresi tidak memiliki heteroskedastisitas.
4. Scatterplot
Grafik ini merupakan nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada:
a. Jika terbentuk pola tertentu seperti titik-titik yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika terbentuk pola yang tidak jelas, atau titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas
